Tanah Subur Dan Tidak Subur – Pemahaman, Ciri Dan Cara Mengetahuinya
Subur atau tidaknya tanah besar lengan berkuasa terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tanah ialah kawasan tanaman semoga mampu tumbuh, mendapatkan air, bagian hara, udara dan sebagai daerah hidupnya mikroorganisme yang berfaedah bagi kesuburan tanaman.
Kesuburan Tanah
Tanah yang subur yakni tanah mempunyai sifat fisik, kimia dan biologis yang mendukung kemajuan dan bikinan tumbuhan, sebab adanya bermacam-macam kandungan dalam tanah.
Kesuburan tanah mampu dilihat dari berbagai ciri yang nampak, serta menggunakan alat pengukur kesuburan tanah untuk memeriksa keadaan tanah.

Ciri-Ciri Tanah Subur
Tingkat kesuburan tanah mampu berganti-ubah akhir faktor-faktor yang menghipnotis. Misalnya, tanah yang pada awalnya subur lalu berangsur-angsur berkurang kesuburannya mampu diakibatkan oleh:
- Pengikisan lapisan tanah / erosi tanah
- Penguapan komponen hara
- Penggunaan materi kimia atau pupuk bikinan
- Drainase yang jelek
- dan lain sebagainya
Oleh karena itu, untuk mempertahankan dan mengembalikan kesuburan tanah baik di area hutan, persawahan atau perkebunan, umumnya dilakukan acara konservasi tanah dan air.

Berikut ini ialah ciri-ciri tanah yang subur:
1. Kandungan Hara Tinggi
Hara merupakan salah satu zat yang diperlukan tumbuhan biar mampu berkembang subur. Tanah yang bagus harus banyak mengandung materi organik dan komponen lain yang dibutuhkan flora.
Kandungan nutrisi atau humus dalam tanah mempengaruhi dan dipengaruhi mikrorganisme yang ada dalam tanah. Tanah yang mempunyai kandungan humus atau hara yang subur dapat dilihat dari warnanya, yakni berwarna kehitaman atau kecoklatan dengan bintik-bintik putih.
2. Kadar pH Netral
Ketika kita mengukur tanah dengan kesuburan yang bagus, maka kita akan mendapati pH tanah berkisar 6,5 – 7,5 atau netral. Kondisi tanah yang mempunyai pH netral akan bermanfaat bagi tumbuhan untuk menyerap komponen hara dan mampu menjadi habitat bagi mikroorganisme penyubur tanah.
Pada tanah yang terlalu asam, pH perlu diubahsuaikan dengan cara pengapuran. Sedangkan pada tanah yang terlalu basa, maka pemberian sulfur atau belerang yang juga terdapat pada pupuk ZA mampu diberikan agar tanah memiliki pH netral.
3. Tekstur Lempung
Tanah dengan tekstur lempung mampu mengikat berbagai mineral dengan baik sehingga tidak gampang terbawa air hujan. Oleh karena itu, strukur tanah lempung juga menjadi indikator bahwa tanah tersebut subur.
Akan tetapi, tanah dengan tekstur lempung yang terlalu tinggi juga menawarkan efek jelek, alasannya adalah air condong akan tergenang di tanah tersebut.
4. Organisme Tanah
Keberadaan cacing ialah indikator yang juga menandai sebuah lahan subur atau tidak. Cacing memiliki manfaat untuk menggemburkan tanah, sehingga akar tumbuhan mudah untuk masuk ke dalam tanah dan mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk perkembangan.
5. Mengandung Unsur Mineral
Tanah yang subur mempunyai kandungan mineral yang lengkap yang diharapkan oleh tumbuhan. Mineral-mineral yang terkandung dalam tanah yang subur antara lain boron, klorin, kobalt, besi, mangan, magnesium, molibdenum, zink dan sulfur. Untuk mengenali mineral apa saja yang terkandung dalam tanah, maka diperlukan uji laboratorium.
6. Cocok Untuk Berbagai Tanaman
Untuk mengenali tanah subur atau tidak subur, maka cara paling gampang adalah dengan melihat vegetasi yang berkembang di suatu lahan. Karena tanah yang subur akan gampang ditumbuhi oleh aneka macam tumbuhan.

Ciri-Ciri Tanah Tidak Subur
Sedangkan tanah yang tandus atau tidak subur akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Sedikit Vegetasi
Apabila lahan tidak mempunyai atau cuma sedikit ditumbuhi vegetasi, maka tanah tersebut dapat dikatakan tidak subur. Tanah yang tidak subur tersebut lazimnya alasannya kandungan bagian hara yang sedikit.
2. pH Asam atau Basa
Kadar pH tanah yang terlalu asam dan terlalu basa tidak baik untuk pertumbuhan tanaman. Jika pH tanah dibawah 6 dan diatas 7 maka tumbuhan mampu mengalami keracunan unsur Al (asam) atau keracunan Ca dan Molibdenum (basa).
3. Sedikit Organisme Tanah
Mikroorganisme yang dapat hidup didalam tanah berhubungan dengan kadar pH tanah. Tanah dengan kadar keasaman atau basa terlalu tinggi akan mengakibatkan ajal pada jasad renik tanah.
4. Rendah Humus
Tanah yang mengandung sedikit humus kebanyakan disebabkan oleh abrasi tanah sehingga tanah tersebut tidak subur. Humus yakni tanah yang memiliki kandungan organik selaku habitat mikroorganisme penyubur tanah, sehingga tanah kaya akan bagian hara yang diharapkan tanaman. Humus yang terdapat dalam tanah juga akan membuat tanah mampu menahan air secara lebih baik, serta menjaganya dari risiko pengikisan.
5. Tekstur Keras
Akibat lapisan humus yang terkikis, maka tanah akan memiliki struktur keras. Tanah berisikan beberapa horizon. Horizon O adalah daerah lapisan humus, apabila horizon O ini hilang terbawa air maka cuma menyisihkan horizon A berisfat tidak subur dan keras.
Tanah Subur Menjamin Ketersediaan Pangan
Degradasi lahan kini makin memprihatinkan. Perkiraan dari lembaga yang mengurusi dilema lingkungan PBB, United Nations Environment Programme (UNEP) menyatakan bahwa degradasi lahan berpotensi meminimalkan 12% produksi pangan dunia pada 2035.
Tanah yaitu aspek pendukung utama sistem buatan pangan. Tanpa tanah yang sehat, maka makanan sehat tidak akan tersedia. Tanah yang sehat juga menjadi filter alami air hujan menjadi air tanah yang dapat dimakan.

Selain itu, tanah juga menyimpan emisi karbon dalam jumlah banyak, jauh lebih besar dibanding semua hutan yang ada di bumi. Hampir 70% spesies dunia hidup di daratan sehingga peran tanah sungguh penting untuk menjaga keragaman hayati.
Jika kegiatan penggunaan lahan yang tidak ramah lingkungan terus berlanjut, diprediksi lebih dari 849 juta hektar lahan alami terancam terdegradasi pada 2050. Data tersebut disampaikan oleh International Resource Panel.
Kebutuhan pangan menuntut terjadinya alih guna lahan. Lahan tanah yang mulanya berbentukpadang rumput, sabana dan hutan pada balasannya akan diubah menjadi lahan pertanian dan perkebunan.
Kondisi ini menjadikan 23% lahan dunia terdegradasi dan kehilangan keragaman hayati. Contohnya industri pertanian dikala ini yang telah menggunakan lebih dari 30% tanah di bumi. 10% daratan sudah ditanami dan dijadikan lahan pertanian dan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Degradasi tanah akan menurunkan mutu hidup makhluk hidup dan mengancam ketahanan pangan. Dampak ini semakin parah kalau perubahan iklim juga tidak segera teratasi.
Komentar
Posting Komentar